Definisi
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilaria sp. (Nama daerah : Karas, Alim, Garu dan lain-lain).
Lambang dan Singkatan
U = Mutu utama t = Tebal
I = Mutu pertama TGA = Tanggung A
II = Mutu kedua TAB = Tanggung AB
III = Mutu ketiga TGC = Tanggung C
IV = Mutu keempat TK 1 = Tanggung kemedangan 1
V = Mutu kelima SB 1 = Sabah 1
VI = Mutu Keenam M 1 = Kemedangan 1
VII = Mutu ketujuh M 2 = Kemedangan 2
- = Tidak dipersyaratkan M 3 = Kemedangan 3
p = Panjang kg = kilogram
l = Lebar gr = gram
Istilah
Abu gaharu adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.
Damar gaharu adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh warnanya yang hitam kecoklatan.
Gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.
Spesifikasi
Gaharu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sortimen, yaitu gubal gaharu, kemedangan dan abu gaharu.
Klasifikasi
Gubal gaharu dibagi dalam tanda mutu, yaitu :
- Mutu utama, dengan tanda mutu U, setara mutu super.
- Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu AB.
- Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu sabah super.
Kemedangan dibagi dalam 7 (tujuh) kelas mutu, yaitu :
- Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu TGA atau TK I.
- Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu SB I.
- Mutu ketiga, dengan tanda mutu III, setara mutu TAB.
- Mutu keempat, dengan tanda mutu IV, setara mutu TGC.
- Mutu kelima, dengan tanda mutu V, setara mutu M 1.
- Mutu keenam, dengan tanda mutu VI, setara mutu M 2.
- Mutu ketujuh, dengan tanda mutu VII, setara mutu M 3.
Abu gaharu dibagi dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu :
- Mutu Utama, dengan tanda mutu U.
- Mutu pertama, dengan tanda mutu I.
- Mutu kedua, dengan tanda mutu II.
Cara Pemungutan
Gubal gaharu dan kemedangan diperoleh dengan cara menebang pohon penghasil gaharu yang telah mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar wangi yang disebabkan oleh infeksi pada pohon tersebut.
Pohon yang telah ditebang lalu dibersihkan dan dipotong-potong atau dibelah-belah, kemudian dipilih bagian-bagian kayunya yang telah mengandung akumulasi damar wangi, dan selanjutnya disebut sebagai kayu gaharu.
Potongan-potongan kayu gaharu tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kandungan damarnya, warnanya dan bentuknya.
Agar warna dari potongan-potongan kayu gaharu lebih tampak, maka potongan-potongan kayu gaharu tersebut dibersihkan dengan cara dikerok.
Serpihan-serpihan kayu gaharu sisa pemotongan dan pembersihan atau pengerokan, dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu.
Syarat Mutu
Persyaratan umum
Baik gubal gaharu maupun kemedangan tidak diperkenankan memiliki cacat-cacat lapuk dan busuk.
Persyaratan khusus
Persyaratan khusus mutu gaharu, dapat dilihat berturut-turut pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Persyaratan Mutu Gubal Gaharu
No. | Karakteristik | M u t u | ||
U | I | II | ||
1. | Bentuk | - | - | - |
2. | Ukuran : p l t | 4 - 15 cm 2 - 3 cm > 0,5 cm | 4 - 15 cm 2 - 3 cm > 0,5 cm | >15 cm - - |
3. | Warna | Hitam merata | Hitam kecoklatan | Hitam kecoklatan |
4. | Kandungan damar wangi | Tinggi | Cukup | Sedang |
5. | Serat | Padat | Padat | Padat |
6. | Bobot | Berat | Agak berat | Sedang |
7. | Aroma (dibakar) | Kuat | Kuat | Agak kuat |
Tabel 2. Persyaratan Mutu Kemedangan
No. | Karakteristik | M u t u | ||||||
I | II | III | IV | V | VI | VII | ||
1. | Warna | Coklat kehitaman | Coklat bergaris hitam | Coklat bergaris putih tipis | Kecoklatan bergaris putih tipis | Kecoklatan bergaris putih lebar | Putih keabu-abuan garis hitam tipis | Putih keabu-abuan |
2. | Kandungan damar wangi | Tinggi | Cukup | Sedang | Sedang | Sedang | Kurang | Kurang |
3. | Serat | Agak padat | Agak padat | Agak padat | Kurang padat | Kurang padat | Jarang | Jarang |
4. | Bobot | Agak berat | Agak berat | Agak berat | Agak berat | Ringan | Ringan | Ringan |
5. | Aroma (dibakar) | Agak kuat | Agak kuat | Agak kuat | Agak kuat | Kurang kuat | Kurang kuat | Kurang kuat |
Tabel 3. Persyaratan Mutu Abu Gaharu
No. | Karakteristik | M u t u | ||
U | I | II | ||
1. | Warna | Hitam | Coklat kehitaman | Putih kecoklatan/kekuningan |
2. | Kandungan damar wangi | Tinggi | Sedang | Kurang |
3. | Aroma (dibakar) | Kuat | Sedang | Kurang |
No comments:
Post a Comment